Serial Tadabbur Da’wi : QS. Al-Kahfi[18]:19
Oleh : Ustadz Mabni Darsi (Sekretaris DSW PKS Bali)
وَكَذٰلِكَ بَعَثْنٰهُمْ لِيَتَسَاۤءَلُوْا بَيْنَهُمْۗ قَالَ قَاۤىِٕلٌ مِّنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْۗ قَالُوْا لَبِثْنَا يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍۗ قَالُوْا رَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْۗ فَابْعَثُوْٓا اَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هٰذِهٖٓ اِلَى الْمَدِيْنَةِ فَلْيَنْظُرْ اَيُّهَآ اَزْكٰى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِّنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ اَحَدًا
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka, agar di antara mereka saling bertanya. Salah seorang di antara mereka berkata, “Sudah berapa lama kamu berada (di sini)?” Mereka menjawab, “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari.” Berkata (yang lain lagi), “Tuhanmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, dan bawalah sebagian makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepada siapa pun. (al-Kahfi[18]:19).
PELAJARAN-PELAJARAN DAKWAH
Para pemuda kahfi (ashabul kahfi) ditidurkan oleh Allah SWT selama kurang lebih 300 tahun(al-Kahfi:25).
Ketika mereka dibangunkan, mereka berselisih pendapat tentang berapa lama mereka ditidurkan, “Salah seorang di antara mereka berkata, “Sudah berapa lama kamu berada (di sini)?” Mereka menjawab, “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari.”
FIQIH PERBEDAAN PENDAPAT
(Fiqhul Ikhtilaf)
Salah seorang diantara para pemuda kahfi, tidak ingin terbawa dengan perdebatan yang sesungguhnya tidak terlalu substansial.Baginya, terjebak pada perdebatan yang tidak substansial hanya membuang-buang waktu.Dia mengatakan,” “Tuhanmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini).”
Betapa banyak kita temukan para da’i yang terjebak pada perdebatan-perdebatan yang membuat energi yang membuat perjuangan mereka terbuang sia-sia.
Pesan penting dalam menyikapi perbedaan:
“Bekerja sama dalam hal-hal yang disepakati, dan toleransi dalam hal-hal perbedaan.”
FIQIH PRIORITAS
(Fiqhul Aulawiyyat)
Ketika para pemuda kahfi itu terbangun dari tidur panjang mereka, mereka merasa lapar. Maka salah seorang diantara mereka menyampaikan pandangan bahwa yang terpenting adalah bukan memperdebatkan berapa lama tinggal di dalam gua, tetapi sekarang yang dibutuhkan adalah mendapatkan makanan yang halal untuk menyelamatkan diri mereka dari kematian. Pemuda yang bijak itu berkata,
“Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini,”
SARANA DAN TUJUAN DAKWAH
Mata uang yang dipakai oleh para pemuda kahfi untuk membeli makanan adalah mata uang yang yang tidak berlaku lagi, karena sudah berumur 300 tahun.
Sarana dakwah adalah ranah mutagayyirat (fleksibel) yang membutuhkan kreatifitas, ijitihad yang disesuaikan denga kondisi zaman.
Dalam ranah wasa’il(sarana) yang dibutuhkan adalah al-murunah (fleksibelitas). Sedangkan dalam ranah ats-sawabit (prinsip) yang dibutuhkan adalah ats-sabat (ketegasan).
Misteri para pemuda kahfi terkuak oleh masyarakat ketika mereka menggunakan mata uang yang sudah tidak berlaku lagi.
AKHLAK SEORANG DA’I
Pemuda itu juga berpesan kepada teman mereka yang diutus untuk membeli makanan, agar berlaku lemah lembut, “..dan hendaklah dia berlaku lemah lembut.”
Lemah lembut (al-lthfu) adalah sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang da’i. Sebagaimana pesan Allah SWT kepada Rasulullah SAW,
“Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.” (Ali Imran[3]:159)
MENJAGA KEAMANAN DAKWAH (amniyatud da’wah)
Pemuda yang memerintahkan untuk membeli makanan juga berpesan, “dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepada siapa pun.”
Setiap da’i harus selalu menjaga kewaspadaan. Setiap tahapan dakwah mempunyai strategi dan rahasia yang tidak mungkin diumbar kepada setiap orang.
Banyak pelajaran berharga dari sirah Rasulullah tentang menjaga kerahasiaan langkah-langkah setrategis dakwah.
-Rencana hijrah bersama Abu Bakar ke Madinah
-Rencana menghadang kafilah dagang Quraisy yg berujung pada perang badar
-Rencana Fathu Mekkah
MENGENAL KARAKTER MUSUH DAKWAH (Ma’rifatul A’daa’)
Mengapa harus selalu waspada dan hati-hati? Dijelaskan pada pesan selanjutnya,
“Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempari kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya.” (al-Kahfi:20)
Itulah karakter musuh-musuh dakwah yang harus selalu diwaspadai, yaitu menghancurkan kaum muslimin lewat kekuatan militer dan lewat gerakan pemurtadan (harakatul irtidad).
MEMAHAMI REALITAS (Fiqhul Waaqi’)
Namun ada satu hal penting yang tidak dimiliki oleh pemuda kahfi yang bijak tersebut, yaitu memahami realitas.Mereka tidak tau kalau penguasa yang berkuasa saat mereka terbangun dari tidur panjang bukan lagi penguasa yang pernah mereka saksikan 300 tahun silam;penguasa kafir yang bengis.Namun sekarang adalah penguasa yang telah beriman.
*Kesalahan dalam memahami realitas akan berakibat kegagalan dalam menggunakan instrumen dan setrategi-setrategi dakwah.
والله اعلم بالصواب